Analisa berita menurut Ilmu Sosial Dasar

dzikri dimas pangestu
1ka29
12118138
tugas ke-1
Pemkab Banyuwangi Gelar Festival Angklung Caruk Pelajar
BANYUWANGI – Pemkab Banyuwangi membangkitkan lagi kesenian Angklung Caruk. Kesenian yang hampir punah tersebut kembali ditunjukkan kepada masyarakat dalam kegiatan Festival Angklung Caruk Pelajar 2018.
Bertempat di Pendopo Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Ajang Festival Angklung Caruk Pelajar 2018 pada Jum’at (16/02/2018) berlangsung meriah. Puluhan grup angklung pelajar bersaing ketat menampilkan yang terbaik dalam audisi.
Angklung caruk adalah salah satu tradisi seni khas yang ada di Banyuwangi, kesenian ini sejak 20 tahun terakhir sangat digemari oleh para petani yang berada di Banyuwangi, setiap grup angklung caruk terdiri dari 12 sampai 15 orang pemain musik (panjak).
Festival angklung caruk pelajar sendiri sudah dua kali digelar. Kesenian yang dikemas dalam event Banyuwangi Festival yang pada tahun lalu pertama digelar ternyata masih melakukan uji coba terkait animo masyarakat Banyuwangi dengan seni angklung caruk. Ternyata pada tahun lalu festival angklung caruk ini mendapat respon dari masyarakat Banyuwangi.
Jika pada tahun lalu peserta festival angklung caruk hanya 12 grup saja, di tahun 2018 peserta bertambah menjadi 25 grup pelajar yang terbagi klas SD, SMP dan SMA.
Kepala Bidang Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi Choliqul Ridha menceritakan, tahun lalu Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Banyuwangi ingin sekali mengadakan angklung caruk di tingkat dewasa atau umum, namun hal itu ditolak oleh sebagian seniman, karena angklung caruk di Banyuwangi rawan sekali timbul kericuhan, mangkanya pada kesempatan ini dimulailah dari tingkat pelajar sebab dari pelajar itu sekaligus mencari bibit bibit seniman muda sejati yang bisa mengharumkan nama dirinya sendiri ataupun sekolahnya.
Adapun kriteria dalam penilaian angklung caruk pelajar tersebut yaitu dari penampilan larasan, hormat, embat-embat, blendrongan, gending jemplangan, ranginan dan klojian yang nantinya akan diuji pada audisi pada jum’at (16/02/2018).
Selanjutnya jika sudah mengikuti audisi kemudian akan dinilai oleh para juri dan akan mengambil tiga pasang dari tingkat SD yang terdiri dari enam Group, tingkat SMP dan SMA juga dipilih sebanyak tiga grup saja dan selanjutnya akan mengikuti final pada Sabtu (17/02/2018) di Taman Blambangan.
Choliqul Ridha menambahkan, jika sudah terpilih masing masing grup akan diuji kembali dengan membawakan gending gending khas Banyuwangi yang telah ditentukan oleh juri, diantaranya lagu tong tong bolong, padang ulan, mak ucuk, bangcilang cilung, untringan, petetan, dan pethek suku, dan akan dinilai kembali dari kemampuan teknis berjoget badut (penari pria yang memandu angklung caruk), kemampuan dalam memainkan dan mengolah musik. performance dan harmonisasi dalam bermusik.
Setelah itu dari awal hingga akhir acara angklung caruk di tingkat pelajar ini nantinya akan dipilih oleh juri untuk penabuh kendang, penabuh angklung, penabuh saron, sinden, badut terbaik dan akan diberi penghargaan agar lebih bersemangat dalam melestarikan kesenian Banyuwangi.

➽What
Festival apa yang di gelar pemerintah kabupaten banyuwangi ?
⇉angklung caruk pelajar

➽who
Siapa yang bertanggung jawab atas penyelengaraan festival tersebut ?
⇉pemerintah kabupaten banyuwangi

➽when
Kapan festival angklung caruk pelajar di selenggarakan ?
⇉jum'at 16 februari 2018

➽where
Dimana festival angklung caruk pelajar di selenggarakan ?
⇉pendopo Dinas Pariwisata Kabupaten Banyuwangi

➽why
Mengapa tidak ada festivel angklung caruk tingkat dewasa atau umum ?
⇉karena angklung caruk di Banyuwangi rawan sekali timbul kericuhan, mangkanya pada kesempatan ini dimulailah dari tingkat pelajar sebab dari pelajar itu sekaligus mencari bibit bibit seniman muda sejati yang bisa mengharumkan nama dirinya sendiri ataupun sekolahnya

➽how
Bagaimana sistem penyeleksian peserta festival ?
⇉masing masing grup akan diuji dengan membawakan gending gending khas Banyuwangi yang telah ditentukan oleh juri, 


sumber: https://www.kabarbanyuwangi.info/pemkab-banyuwangi-gelar-festival-angklung-caruk-pelajar.html

dzikri dimas pangestu
1ka29
12118138
tugas ke-1

Menurut UU. No. 10 Tahun 1992
Mendefinisikan keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami-istri atau sumi-istri dan anaknya atau ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya.
Menurut Sayekti “1994”
Mendefinisikan keluarga ialah suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga
Menurut Bailon Dan Maglaya “1978”
Keluarga merupakan dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. 
Menurut Sigmund Freud
Menurutnya pada dasarnya keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.
Menurut saya sendiri 
Keluarga adalah tempat dimana kasih sayang tumbuh, saling membantu, tertawa bersama, bersenang senang, menangis, berkeluh kesah, mengutarakan semua masalah, tempat diskusi terbaik and everything that you think
Jakarta 20 maret 2000 saat pertama kalinya saya melihat senyum kebahagiaan dari wajah kedua orang tua saya. Pertama kalinya saya bisa melihat, bernafas, menangis dan merasakan kasih sayang. Dan awal menghadapi dunia fana ini. Saya anak ke 2 dari 4 bersaudara. Saat masih kecil, saya di didik dengan sangat baik oleh kedua orangtua saya seperti; menasihati dengan nada lemah lembut saat saya berbuat salah, mengajarkan kebiasaan yang baik, membacakan cerita sebelum tidur dan selalu menyemangati saya sehinga menjadikan saya anak yang pemberani, ramah, disiplin, dan jujur

Saat saya berumur 5 tahun, saya sering diikuti lomba fashion show dan lomba mewarnai. Dari lomba itu saya sering menjuarai perlombaan hingga di muat di majalah junior. Saya masuk sd islam al-husna, saat itu saya masih sering mengikuti lomba dan memenangkan perlombaan tersebut. Tapi semua tidak berjalan sesederhana seperti yang kita bayangkan. saat duduk di kelas 3 sd, saya sering sakit. Dokter mengatakan saya gak boleh kecapean. Karena di al-husna belajar sampai sore, akhirnya saya pindah sekolah ke Harapan Baru 3. Lama kelamaan Lingkungan sudah mempengaruhi saya, saya bergaul dengan orang yang salah. Seolah Semua yang sudah di bangun orang tua saya dengan susah payah menguap begitu saja. Saya jadi suka melawan, pemarah, malas, bohong. Hingga saya lulus dari sd.

Semua itu masih berlanjut ketika saya smp. Puncaknya, orang tua saya sangat marah sampai berbulan bulan tidak bicara dan tidak memberi uang saku. Karena tidak di beri uang saku saya nekat mengambilnya sendiri di malam hari hanya untuk main warnet. Bahkan saya bisa bermain dari dibukanya warnet jam 7 pagi sampai ditutupnya warnet jam 9 malam. Sampai saya bosan main warnet saat kelas 3 smp dan mengantinya dengan game mobile.

Waktu berlalu begitu cepat tidak terasa saya sudah sma, tapi sifat kekanak kanakan masih kental dalam diri saya. Saya masih tidak pernah belajar, meski begitu nilai saya selalu tinggi dan selalu dapat 10 besar. Bagaimana tidak? Saya memiliki jaringan di setiap kelas yang membuat saya selalu mendapat nilai sempurna. Sekali lagi saya membohongi ke dua orang tua saya dan lebih parahnya lagi saya membohongi diri sendiri. Menjelang Ujian Akhir Semester 5, saya menyadari bahwa yang selama ini saya lakukan itu salah. Saya telah di butakan dengan kesenangan yang bersifat hanya sesaat. 

Setelah itu saya memperbaiki hubungan di keluarga saya dan bertekat memperbaiki semua dalam waktu kurang dari 5 bulan dengan di terimanya saya di ptn. Saya giat belajar selama 5 bulan. Saya mendaftarkan diri di UI, UGM, PNJ, dan IPB untuk jalur rapot. Dan di UI, UNPAD, UNDIP, UNJ, UNS, UNSOED untuk jalur tes tulis. Saat hasil pengumuman keluar, semua meMERAH dan kompak mengatakan MAAF. Saya sangat terpukul saat itu, tapi mau gimana lagi itu lah buah yang selama ini saya tanam, itu lah hasil yang saya dapatkan. Saya merasa hidup ini telah berakhir. Anehnya saya masih bernafas, melihat, mendengar, meraba. saya menyadari, bahwa saya masih HIDUP dan hidup ini harus di PERJUANGKAN bukan di PASRAHKAN. 

Dari kegagalan itu saya belajar, saya harus memanfaatkan waktu yang tersisa ini. Saya tidak ingin hidup dalam PENYESALAN, cukup saat itu dan tidak pernah terulang kembali. Karna orang hebat tidak lahir dari ketenangan, tapi terlahir dari berbagai macam masalah.

Setelah itu saya mulai mengurangi kebiasaan buruk saya, dengan membaca. Saya menutuskan memulai lembaran hidup yang baru di gunadarma. "Uang mengikuti manusia, manusia mengikuti impiannya". Saya bercita cita membangun perusahaan berbasis teknologi informasi yang berfosuk pada pariwisata. Karena itu blog yg saya buat mengunakan kata "company" yang berarti "perusahaan". Saya percaya, Semua yang besar berawal dari sesuatu yang kecil bahkan tidak terpikirkan. “Ketika kau optimis, selalu ada peluang”.